Bila pacaran ditentang oleh orangtua, maka jalan yang biasanya banyak dilakukan oleh kalangan remaja adalah pacaran backstreet. Secara tidak langsung, pacaran backstreet merupakan
bentuk perlawanan remaja pada sikap orangtua yang melarangnya. Pacaran
dengan model seperti ini tidak jarang menimbulkan dampak yang tidak
sehat.
Wiwit Puspitasari MPsi, psikolog rumah sakit Awal Bros Batam mengatakan, pacaran dengan model backstreet biasanya dilakukan dengan rahasia. Tidak lagi terbuka dan memilih sembunyi-sembunyi, takut diketahui orang lain.
“Padahal sikap bersosialisasi dan memiliki teman curhat sangat penting untuk perkembangan jiwa remaja,” ujarnya.
Mereka yang melakukan pacaran backstreet lebih sering
memendam perasaan mereka. Tentu hal ini tidak baik bagi kesehatan jiwa
mereka. Stres yang mungkin timbul akan cenderung meningkat dengan beban
pikiran yang kuat.
Selain berujung pada stres, remaja yang melakukan pacaran backstreet akan kehilangan masa konsentrasi untuk belajar dan beraktifitas lainnya karena efek dari stres dan banyak pikiran.
Baiknya, komunikasikan hal ini dengan orang terdekat. Setiap keputusan pasti ada resikonya, apalagi bentuk pacaran backstreet yang cenderung tidak berkata jujur pada orangtua atau teman. Butuh keberanian yang kuat untuk melakukannya.
“Hal ini merupakan proses pembelajaran remaja untuk menjadi dewasa.
Di mana berani mengambil keputusan dan berani menerima keputusan. Lebih
bersikap terbuka dari awal agar kamu memiliki gaya pacaran yang sehat,”
katanya.
Selasa, 31 Januari 2012
Blogging dapat Mengatasi Kecemasan Sosial Remaja
Senin, 30 Januari 2012
Foto Profil Facebook Dapat Meningkatkan Harga Diri
Tidak seperti sebuah cermin, ketika kita bercermin, kemungkinan muncul efek negatif muncul sehingga harga diri menurun. Facebook justru akan menunjukkan versi positif dari diri kita sendiri.
“Bukan versi yang menipu diri, tetapi yang positif.” Kata Hancock, dikutip dari Science Daily.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan percaya diri ketika ada seseorang mendapatkan umpan balik yang jauh lebih positif pada foto mereka. Bahkan, mereka yang telah melakukan editing foto profil Facebook, memiliki harga diri tertinggi.
“Bagi banyak orang, ada asumsi bahwa internet merupakan sesuatu yang buruk. Ini merupakan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa ada manfaat psikologis dari Facebook,” ungkap Hancock.
Hancock melakukan penelitian bersama Amy Gonzales yang mendapatkan gelar Ph.D dari Communication Department at Cornell pada tahun 2010.
Langganan:
Postingan (Atom)