Selasa, 31 Januari 2012

Pacaran Backstreet Tidak Sehat dan Membuat Stres

Bila pacaran ditentang oleh orangtua, maka jalan yang biasanya banyak dilakukan oleh kalangan remaja adalah pacaran backstreet. Secara tidak langsung, pacaran backstreet merupakan bentuk perlawanan remaja pada sikap orangtua yang melarangnya. Pacaran dengan model seperti ini tidak jarang menimbulkan dampak yang tidak sehat.
Wiwit Puspitasari MPsi, psikolog rumah sakit Awal Bros Batam mengatakan, pacaran dengan model backstreet biasanya dilakukan dengan rahasia. Tidak lagi terbuka dan memilih sembunyi-sembunyi, takut diketahui orang lain.
“Padahal sikap bersosialisasi dan memiliki teman curhat sangat penting untuk perkembangan jiwa remaja,” ujarnya.
Mereka yang melakukan pacaran backstreet lebih sering memendam perasaan mereka. Tentu hal ini tidak baik bagi kesehatan jiwa mereka. Stres yang mungkin timbul akan cenderung meningkat dengan beban pikiran yang kuat.
Selain berujung pada stres, remaja yang melakukan pacaran backstreet akan kehilangan masa konsentrasi untuk belajar dan beraktifitas lainnya karena efek dari stres dan banyak pikiran.
Baiknya, komunikasikan hal ini dengan orang terdekat. Setiap keputusan pasti ada resikonya, apalagi bentuk pacaran backstreet yang cenderung tidak berkata jujur pada orangtua atau teman. Butuh keberanian yang kuat untuk melakukannya.
“Hal ini merupakan proses pembelajaran remaja untuk menjadi dewasa. Di mana berani mengambil keputusan dan berani menerima keputusan. Lebih bersikap terbuka dari awal agar kamu memiliki gaya pacaran yang sehat,” katanya.

Blogging dapat Mengatasi Kecemasan Sosial Remaja

Blogging dapat Mengatasi Kecemasan Sosial Remaja, Psikologi Zone – Blogging atau biasa disebut dengan ‘ngeblog’, ternyata memiliki manfaat psikologis bagi remaja yang menderita kecemasan sosial, meningkatkan harga diri mereka dan membantu mereka berhubungan lebih baik dengan teman-teman mereka. Hal ini disampaikan dalam sebuah penelitian dalam jurnal yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA) dikutip dari Science Daily. Menurut Meyran Boniel-Nissim, PhD ,penelitiannya telah menunjukkan bahwa menulis buku harian pribadi adalah cara yang bagus untuk melepaskan tekanan emosional. Bukan hanya itu, kebebasan ekspresi dan komunikasi juga bisa dilakukan dengan kegiatan blogging. Mempertahankan sebuah blog memiliki efek positif yang kuat pada kesejahteraan remaja. Efek positif blogging adalah dapat mengekspresikan kecemasan mereka dan bersosialisasi melalui komentar.
Walaupun cyberbullying dan penyalahgunaan online sangat luas dan sulit dibendung, tidak semua memberikan efek negatif. Dalam sebuah blog, pasti kita akan menemukan berbagai macam komentar. Ekspresi sosial yang positif secara online dapat ditemukan dalam bentuk komentar yang memberikan dukungan dan saran bagi pemilik blog.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Meyran Boniel-Nissim pada siswa SMA di Israel, Beberapa remaja dilaporkan memiliki keadaan sosial dan emosional yang buruk dalam menjalin hubungan dengan teman-teman mereka. Sebagian dari mereka ditugaskan untuk membangun sebuah blog dan sebagian lagi memberikan komentar dan saran dalam blog tersebut.
Harga diri dan jumlah perilaku sosial positif meningkat secara signifikan untuk para blogger. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan remaja yang tidak melakukan apa pun, bahkan lebih baik dibandingkan sekedar menulis buku harian pribadi.

Para peneliti menganalisis secara terpisah berdasarkan jenis kelamin dan menemukan bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki hasil yang sama dan tidak ada perbedaan besar. Namun, mereka memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar fokus pada kendali gender.

Senin, 30 Januari 2012

Foto Profil Facebook Dapat Meningkatkan Harga Diri

Foto Profil Facebook Dapat Meningkatkan Harga Diri
Ilustrasi (creativefan)
Amerika Serikat, Psikologi Zone – Sebuah penelitian menemukan bahwa Facebook dapat memiliki pengaruh positif terhadap harga diri seseorang. Hal ini terjadi karena Facebook memungkinkan mereka untuk menempatkan foto wajah terbaik sebagai foto profil. Penelitian ini dilakukan oleh Jeffrey Hancock, profesor komunikasi di Cornell University, dalam jurnal Cyberpsychology. Hancock mengatakan bahwa pengguna dapat memilih apa yang mereka ingin ungkapkan tentang diri mereka sendiri dan melakukan filter pada hal yang mencerminkan keburukan. Umpan balik dari teman saat foto profil dipublikasikan juga cenderung sangat positif. Ini akan meningkatkan harga diri pemilik akun.
Tidak seperti sebuah cermin, ketika kita bercermin, kemungkinan muncul efek negatif muncul sehingga harga diri menurun. Facebook justru akan menunjukkan versi positif dari diri kita sendiri.
“Bukan versi yang menipu diri, tetapi yang positif.” Kata Hancock, dikutip dari Science Daily.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan percaya diri ketika ada seseorang mendapatkan umpan balik yang jauh lebih positif pada foto mereka. Bahkan, mereka yang telah melakukan editing foto profil Facebook, memiliki harga diri tertinggi.
“Bagi banyak orang, ada asumsi bahwa internet merupakan sesuatu yang buruk. Ini merupakan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa ada manfaat psikologis dari Facebook,” ungkap Hancock.
Hancock melakukan penelitian bersama Amy Gonzales yang mendapatkan gelar Ph.D dari Communication Department at Cornell pada tahun 2010.